Friday, October 24, 2008

Membantu Anak Melewati Masa Pubernya

Masa puber merupakan waktu bertumbuh dan perubahan pada anak-anak, yang sekaligus penuh tekanan (Ronald C Heagy MSW, 2006). Pada masa ini biasanya anak mengalami beberapa perubahan, baik secara fisik maupun emosional.


Secara fisik, ada beberapa perubahan yang berbeda pada anak perempuan dan anak laki-laki. Pada anak perempuan biasanya ditandai dengan membesarnya bagian dada (payudara), terjadinya haid (menstruasi), dan tumbuhnya bulu pada tubuh (ketiak dan kemaluan). Sedangkan pada anak laki-laki, selain ditandai dengan ‘mimpi basah’, tumbuh bulu-bulu di bagian tubuh seperti kumis, ketiak, bulu dada, dan kemaluan, juga adanya perubahan pada suara.


Pubertas pada setiap anak boleh jadi berbeda-beda, meskipun mereka memiliki angka usia yang sama. Biasanya, pubertas terjadi sesuai dengan ‘kematangan’ sang anak. Sebagian anak ada yang mengalami pubertas lebih cepat dan ada pula yang lambat. Perbedaan tingkat perkembangan inilah yang sering membuat anak merasa khawatir dan tertekan.


Anak yang lebih cepat mengalami pubertas mungkin akan merasa malu dan risi. Perubahan fisik yang tampak begitu jelas sering membuat orang di sekelilingnya memperlakukan dia seolah-olah orang dewasa. Sebaliknya, anak yang mengalami kelambatan dalam pubertas boleh jadi akan merasa kecewa dan iri. Kondisi fisik yang beum 'berubah', mendorong orang di sekitanya memperlakukan dia seperti anak kecil.


Pada umumnya, pubertas dapat mempengaruhi emosional anak. Hal ini terlihat dari sikap anak yang sering merasa minder oleh masalah pertumbuhan fisik dan malu dalam masalah praktisnya.


Anak perempuan akan merasa minder dan tertekan apabila memiliki ukuran buah dada yang terlalu besar atau terlalu kecil. Kondisi seperti itu mungkin dapat memancing teman-temannya untuk menghina atau mengejek dirinya. Sedangkan anak laki-laki, ia akan merasa minder apabila suaranya masih tetap kecil atau bulu-bulunya belum tumbuh.


Secara praktis, anak perempuan sering merasa malu apabila ia harus membeli atau memakai bra dan pembalut wanita. Sedangkan, anak laki-laki biasanya akan merasa malu bila ia harus mencukur bulu-bulu pada bagian tubuhnya. Selain itu, anak laki-laki akan merasa malu dan takut bila ketahuan tempat tidurnya basah karena semalam ia ’mimpi basah’.


Untuk membantu anak melewati pubertas ini, ada beberapa cara yang baik dilakukan orangtua agar anak tetap percaya diri, bertanggung jawab, dan selamat dari informasi yang mungkin dapat menjerumuskan anak, di antaranya adalah:




  • Gunakan setiap kesempatan untuk memperkuat hubungan antara orangtua dengan anak. Salah satu caranya, selalu menjaga komunikasi agar tetap terjalin dengan penuh kehangatan (mendengarkan dan mempertimbangkan sudut pandangnya).

  • Berikan dukungan, curahan kasih sayang, arahan, dan pengawasan kepada anak agar ia dapat tumbuh percaya diri dan selalu merasa ’diterima’ oleh orangtuanya.

  • Menciptakan situasi yang dapat mempengaruhi anak untuk selalu berkata terbuka dan jujur. Yakinkan anak bahwa orangtuanya adalah dapat dipercaya dan anak boleh bertanya tentang apa saja kepada mereka.

  • Apabila membicarakan pubertas dirasakan risi, orangtua dapat memberikan buku atau artikel tentang apa yang ia ingin ketahui.


Perlakukan anak sesuai dengan perkembangan dan kematangan usianya. Hindarkan sikap memaksakan kehendak, seperti memaksakan anak yang belum masanya berdandan seperti orang dewasa dan membiarkan anak pergi ke tempat-tempat tertentu tanpa pengwasan (dapat membahayakan dan merusak perkembangan anak).

No comments:

Post a Comment