Saturday, May 14, 2011

SUPERVISI KELAS SEBAGAI KONTROL DAN SAHABAT GURU MENGAJAR

Guru adalah ujung tombak pelaksanaan pendidikan di sekolah. Seorang guru yang baik harus senantiasa harus selalu mennyiapkan dan mencari upaya agar siswanya berkembang secara optimal. Seperti layaknya sebuah perusahaan yang bonafid, sekolah sudah seharusnya mempunyai alat untuk mengontrol pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Alat kontrol yang sering digunakan dan sudah ada sejak dulu adalah supervisi.


Zaman dahulu supervisi cenderung dimaknai sebagai kegiatan mengawasi proses belajar mengajar untuk menemukan kelemahan-kelemahan. Tak ayal lagi, supervisi kelas bagi guru dirasakan sebagai hantu yang paling menakutkan. Di zaman sekarang dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar supervisi kelas seyogyanya sudah harus dilakukan secara egaliter.


Prosedur pelaksanaan supervisi kelas dapat dilaksanakan dalam beberapa tahap:




  1. Tahap persiapan: menyiapkan instrumen dan jadwal kunjungan kelas.

  2. Tahap pelaksanaan: observasi kelas.

  3. Tahap pelaporan: identifikasi hasil kunjungan kelas, dan analisis hasil supervisi.

  4. Tahap tindak lanjut: diskusi mencari solusi bersama, sosialisasi hasil kunjungan kelas, dan komunikasi khusus dengan guru.


Upaya pokok yang harus diperhatikan adalah memahami dan memecahkan masalah belajar mengajardan membantu guru menyelesaikan masalah tersebut.


Langkah-langkah konkret yang bisa ditempuh adalah:




  1. Membuat kesepakatan kapan akan dilakukan supervisi kelas dengan guru yang bersangkutan.

  2. Mendiskusikan materi pelajaran apa yang akan diajarkan pada saat supervisi kelas.

  3. Membantu membuat persiapan mengajar dengan membaerikan masukan-masukan.

  4. Meyakinkan guru bahwa kedatangan supervisor bukan akan menilai atau mengawasi namun untuk membarikan bantun teknis.

  5. Membuat kesepakatan untuk membagi peran antara supervisor dengan guru.


Untuk lebih memantapkan program supervisi agar melakukan hal-hal berikut:




  1. Datang lebih pagi sebelum guru masuk kelas untuk melakukan kontrak ulang tentang: langkah-langkah pembelajaran, peran masing-masing, dan organisasi waktu.

  2. Masuk ke dalam kelas bersama-sama dengan guru yang bersangkutan,cagar tidak mengganggu konsentrasi dan tidak menimbulkan rasa takut.

  3. Meminta guru yang bersangkutan untuk menyampaikan bahwa supervisor datang di kelas tersebut akan membantu dalam proses pembelajaran sehingga tidak menimbulkan rasa penasaran bagi siswa.

  4. Supervisor ikut berperan dalam proses pembelajaran tersebut dan tidak lupa membuat catatan-catatan kecil tentang kelebihan-kelebihan maupun hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran yang memerlukan perbaikan.

  5. Supervisor tidak sekali-kali mengambil alih peran guru.


Setelah supervisi kelas supervisor melakukan:




  1. Diskusi dengan guru atas dasar saling menghargai.

  2. Refleksi diri misalnya melalui pertanyaan: Bagaimana perasaan Bapak/Ibu selama proses pembelajaran tadi? Apakah masih ada kekurangan yang Bapak/Ibu lakukan selama proses pembelajaran tadi, di bagian mana saja?

  3. Menanyakan peningkatan aspek apa yang ingin dilakukan guru tersebut?

  4. Memberikan saran atau arahan.

  5. Merencanakan tindak lanjut, misalnya: Apa yang perlu Bapak/Ibu lakukan selanjutnya agar pembelajaran yang akan dilakukan besok lebih baik?


Kini supervisi kelas lebi diterima oleh guru dan siswa sebagai hal yang justru dinantikan. Guru merasakan supervisi kelas sebagai sebuah kebutuhan bagi pengembangan profesionalismenya. Guru dan siswa merasa nyaman dalam peroses pembelajaran.

SUPERVISI KELAS SEBAGAI KONTROL DAN SAHABAT GURU MENGAJAR

Guru adalah ujung tombak pelaksanaan pendidikan di sekolah. Seorang guru yang baik harus senantiasa harus selalu mennyiapkan dan mencari upaya agar siswanya berkembang secara optimal. Seperti layaknya sebuah perusahaan yang bonafid, sekolah sudah seharusnya mempunyai alat untuk mengontrol pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Alat kontrol yang sering digunakan dan sudah ada sejak dulu adalah supervisi.


Zaman dahulu supervisi cenderung dimaknai sebagai kegiatan mengawasi proses belajar mengajar untuk menemukan kelemahan-kelemahan. Tak ayal lagi, supervisi kelas bagi guru dirasakan sebagai hantu yang paling menakutkan. Di zaman sekarang dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar supervisi kelas seyogyanya sudah harus dilakukan secara egaliter.


Prosedur pelaksanaan supervisi kelas dapat dilaksanakan dalam beberapa tahap:




  1. Tahap persiapan: menyiapkan instrumen dan jadwal kunjungan kelas.

  2. Tahap pelaksanaan: observasi kelas.

  3. Tahap pelaporan: identifikasi hasil kunjungan kelas, dan analisis hasil supervisi.

  4. Tahap tindak lanjut: diskusi mencari solusi bersama, sosialisasi hasil kunjungan kelas, dan komunikasi khusus dengan guru.


Upaya pokok yang harus diperhatikan adalah memahami dan memecahkan masalah belajar mengajardan membantu guru menyelesaikan masalah tersebut.


Langkah-langkah konkret yang bisa ditempuh adalah:




  1. Membuat kesepakatan kapan akan dilakukan supervisi kelas dengan guru yang bersangkutan.

  2. Mendiskusikan materi pelajaran apa yang akan diajarkan pada saat supervisi kelas.

  3. Membantu membuat persiapan mengajar dengan membaerikan masukan-masukan.

  4. Meyakinkan guru bahwa kedatangan supervisor bukan akan menilai atau mengawasi namun untuk membarikan bantun teknis.

  5. Membuat kesepakatan untuk membagi peran antara supervisor dengan guru.


Untuk lebih memantapkan program supervisi agar melakukan hal-hal berikut:




  1. Datang lebih pagi sebelum guru masuk kelas untuk melakukan kontrak ulang tentang: langkah-langkah pembelajaran, peran masing-masing, dan organisasi waktu.

  2. Masuk ke dalam kelas bersama-sama dengan guru yang bersangkutan,cagar tidak mengganggu konsentrasi dan tidak menimbulkan rasa takut.

  3. Meminta guru yang bersangkutan untuk menyampaikan bahwa supervisor datang di kelas tersebut akan membantu dalam proses pembelajaran sehingga tidak menimbulkan rasa penasaran bagi siswa.

  4. Supervisor ikut berperan dalam proses pembelajaran tersebut dan tidak lupa membuat catatan-catatan kecil tentang kelebihan-kelebihan maupun hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran yang memerlukan perbaikan.

  5. Supervisor tidak sekali-kali mengambil alih peran guru.


Setelah supervisi kelas supervisor melakukan:




  1. Diskusi dengan guru atas dasar saling menghargai.

  2. Refleksi diri misalnya melalui pertanyaan: Bagaimana perasaan Bapak/Ibu selama proses pembelajaran tadi? Apakah masih ada kekurangan yang Bapak/Ibu lakukan selama proses pembelajaran tadi, di bagian mana saja?

  3. Menanyakan peningkatan aspek apa yang ingin dilakukan guru tersebut?

  4. Memberikan saran atau arahan.

  5. Merencanakan tindak lanjut, misalnya: Apa yang perlu Bapak/Ibu lakukan selanjutnya agar pembelajaran yang akan dilakukan besok lebih baik?


Kini supervisi kelas lebi diterima oleh guru dan siswa sebagai hal yang justru dinantikan. Guru merasakan supervisi kelas sebagai sebuah kebutuhan bagi pengembangan profesionalismenya. Guru dan siswa merasa nyaman dalam peroses pembelajaran.