Monday, October 22, 2012

SUDAH DAN TELAH (Pengetahuan Bahasa)

Kita sering melihat berita sukacita atau dukacita di surat kabar atau majalah seperti berikut:


Telah 1. menikah Adi dengan Bimbi pada 25 September 2001.


Telah 2. meninggal dunia nenek kami tercinta pada tanggal 15 September 2001.


Berita seperti itu hampir tidak pernah menggunakan kata sudah walaupun kedua kata itu bersinonim.


Telah menikah digunakan untuk mengutamakan ‘peristiwa berlangsungnya pernikahan’, telah menikah dapat dilawankan dengan akan menikah. Akan tetapi, sudah menikah lebih mengutamakan ‘keadaan sudah berlangsungnya sesuatu’ sehingga sudah menikah dapat dilawankan dengan belum menikah.


Kata sudah mencakupi makna ‘cukup sekian’, ‘cukup sampai di sini’, sedangkan telah tidak.


Sudah 3. (bukan telah), jangan kautangisi lagi kematian itu.


Sudah dapat dirangkaikan dengan partikel -lah atau -kah, sedangkan telah tidak. Oleh karena itu, sudahkah dan sudahlah pada kalimat berikut berterima, tetapi kata telahkah dan telahlah tidak berterima.


Sudahkah 4. (bukah telahkah) semua anak negeri ini mendapat pendidikan yang baik?


Sudahlah 5. (bukan telahlah), jangan siksa dia lagi.


Kata sudah berdiri sendiri sebagai unsur tunggal di dalam klausa, sedangkan telah tidak.


Sudah6. ! (bukan telah) Diam!


Anda 7. sudah (bukan telah) makan? Sudah.


Sudah dapat digunakan dalam bentuk inversi, sedangkan telah tidak.


Lengkap 8. sudah (bukan telah) kebahagiaan hidupnya.


Sudah mempunyai hubungan yang renggang dengan predikat, tetapi telah lebih rapat. Kerenggangan itu tampak pada kemungkinan penyisipan kata, seperti mau, harus, akan, atau tidak, di antara kata predikat dan kata sudah.


Dia 9. sudah (bukan telah) mau makan sedikit-dikit.


Anda 10. sudah (bukan telah) harus pergi besok pagi.


Namun, pada contoh berikut kata sudah dan telah dapat digunakan.


Pagi-pagi kami datang 11. menjemputnya, tetapi ternyata dia sudah/telah pergi.


Dia sudah/telah dua hari 12. tinggal di desa kami.


Perhatikan bahwa pada contoh 11 sudah/telah digunakan untuk menerangkan verba pergi, sedangkan pada contoh 12 menerangkan numeralia dua hari.


Sumber: Majalah Ekspresi Edisi Desember 2010

Monday, October 1, 2012

Create Meaningful Learning

 

 

 

Student learning is influenced most directly by schoolroom conditions that area unit a results of state, district and faculty conditions, moreover as individual teacher preferences, capacities and motivations. Summarized during this section is proof to counsel that a minimum of eight areas of schoolroom policies and practices warrant the eye of leaders attending to improve student learning. These policies and practices embody chance to be told, class size, teaching hundreds, teaching subjects within which lecturers have formal preparation, schoolwork practices, schoolroom student grouping practices and programmed and instruction.

Class Size

By now, there's very little discussion within the analysis community over the contributions to student learning of smaller school category sizes. analysis on the matter is voluminous and continued to grow at a quick rate. This body of proof includes individual empirical studies, in addition nearly as good quality reviews of analysis.

Class size analysis suggests that reductions from a typical twenty two to thirty student category, to associate or so fifteen student category have the potential to considerably increase student accomplishment, providing appropriate changes ar created in teacher practices that make the most of fewer students. proof regarding category size effects not solely identifies optimum sizes, it additionally suggests that the best edges of reducing category size ar found within the initial 2 years of schooling once amid applicable diversifications to instruction (e.g., Finn, 2001). These edges ar most useful for college students United Nations agency ar socially and economically underprivileged. the consequences complete by smaller categories within the primary grades seem to be maintained even 3 or four years later.

Tuesday, January 17, 2012

Membuat Leger Nilai Siswa dengan Microsoft Excell



Bapak/ibu guru setiap akhir tahun pelajaran diwajibkan membuat leger nilai siswa. Untuk memudah-


kan pekerjaan rutin tersebut, akan lebih praktis jika menggunakan microsoft excel.


Hanya dengan modal memahami dan mau mencoba rumusnya dijamin akan memudahkan kita


dalam bekerja.


Bapak/ibu yang memerlukan contoh file dalam microsoft excelnya silahkan kirim email


ke: dhs.bgr@gmail.com


Selamat mencoba....



Blog advertising

Saturday, January 7, 2012

Jadi Guru yang Menyenangkan? Ini Tipsnya!

Seorang guru tentunya ingin membangun iklim komunikasi yang baik dengan siswanya, agar para siswa mengerti apa yang disampaikan, dan membuat aktivitas belajar mengajar menjadi menyenangkan.

Bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan itu? Para guru, di antaranya, dituntut untuk cekatan merespons kebutuhan siswa, selalu siap untuk berdiskusi, dab menjadi pendengar yang baik atas persoalan belajar siswa.  Tetapi, untuk melaksanakan itu semua, yang tak kalah penting adalah memberikan “aturan main” yang jelas, dan berikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan umpan balik.

Kedengarannya memang mudah. Bagaimana mempraktikkannya? Ada beberapa cara yang mungkin bisa membantu Anda untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara pengajar dan anak didik:

1. Mulailah pada hari pertama sekolah
Pada setiap awal tahun ajaran, atau semester, carilah waktu yang tepat untuk membuat semua aturan, dan kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi tentang berbagai situasi, termasuk pada siswa yang ‘bermasalah’. Seorang guru harus memastikan bahwa siswa merasa didekati sejak hari pertama sekolah.

2. Jadilah proaktif
Seorang guru harus berjuang ke arah gaya mendidik yang proaktif. Selain ada keuntungan dari momen yang spontan, tapi dapat juga digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa, misalnya mengatur jadwal berdiskusi di luar jam mengajar.