Thursday, December 9, 2010

Bercerita dengan Alat Peraga (Materi kelas VII SMP)






Berbagi pengalaman. Di kelas VII saat saya mengajar materi bercerita dengan alat peraga ternyata mendapat sambutan yang antusias dari siswa. Mereka saya beri kebebasan untuk memilih dongeng yang sekiranya dapat memakai alat peraga yang bervariasi. Sederhana memang, alat peraga yang mereka gunakan juga bebas, ada yang memakai boneka, wayang-wayangan dari kertas, pensil yang dihias, kardus bekas, dan banyak lagi kreativitas yang mereka siapkan. Sengaja untuk pembelajaran ini saya memilih individual (tidak berkelompok) dengan harapan dapat memunculkan kreativitas individu "yang biasanya tertahan oleh anggota kelompok lain". Hasilnya "luar biasa" banyak yang di luar dugaan. Untuk penilaian penampilan siswa baru melibatkan kelompok. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang saya buat:


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Standar Kompetensi

Mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui kegiatan bercerita.

B. Kompetensi Dasar

Bercerita dengan alat peraga.

C. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat bercerita dengan alat peraga. (komunikatif)

D. Materi Pokok

Penyampaian cerita dengan alat peraga.

E. Metode Pembelajaran

  • Pemodelan

  • Inkuiri

  • Penugasan

  • Tanya jawab


F. Kegiatan Pembelajaran















Pertemuan

Kegiatan



Waktu



Ke-1

































 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


Ke-2
























Kegiatan awal 

  • Guru memberikan salam dan mengabsen peserta didik

  • Peserta didik dikondisikan agar siap belajar

  • Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai

  • Peserta didik dan guru bertanya jawab untuk menggali pengalaman siswa dalam bercerita

  • Peserta didik mencermati cara bercerita guru/ model

  • Peserta didik  mengidentifikasi kebermaknaan bercerita pengalaman




Kegiatan Inti

EKSPLORASI

  • Peserta didik disediakan teks bacaan + 200 kata  atau Siswa membentuk kelompok (kreatif)

  • Peserta didik memilih rangkaian gambar yang disajikan guru (komunikatif)


ELABORASI

  • Peserta didik mendiskusikan pokok-pokok cerita berdasarkan rangkaian gambar yang dipilih. (kreatif)

  • Peserta didik bercerita di depan kelas (komunikatif)

  • Kelompok lain menilai penampilan siswa yang bercerita (jujur)


KONFIRMASI

  • Peserta didik dengan bantuan guru menyusun kesimpulan dari Bercerita dengan alat peraga (rasa ingin tahu)


Penutup

  • Guru memberikan penugasan

  • Peserta didik dan guru mengadakan refleksi

  • Guru menginformasikan pada pertemuan berikutnya


Kegiatan awal

  • Guru memberikan salam dan mengabsen peserta didik

  • Peserta didik dikondisikan agar siap belajar

  • Peserta didik dan guru bertanya jawab untuk menggali pengalaman siswa dalam bercerita

  • Peserta didik mencermati cara bercerita guru/model

  • Peserta didik  bergabung dengan kelompok sebelumnya


Kegiatan Inti

EKSPLORASI

  • Peserta didik menentukan cerita yang akan disajikan (kreatif)

  • Peserta didik menentukan alat peraga yang akan digunakan dalam cerita (kreatif)


ELABORASI

  • Peserta didik dalam kelompok memilih salah satu anggotanya untuk tampil bercerita (komunikatif)

  • Peserta didik dari kelompok lain menilai siswa yang tampil bercerita (jujur)


KONFIRMASI

  • Peserta didik dengan bantuan guru menyusun kesimpulan dari Bercerita dengan alat peraga (rasa ingin tahu)


Penutup

  • Guru memberikan penugasan

  • Peserta didik dan guru mengadakan refleksi

  • Guru menginformasikan pada pertemuan berikutnya

  • Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang TT dan KMTT

  • Kegiatan Tindak lanjut berupa pengayaan (jika memperoleh nilai di atas KKM) dan remedial (jika memperoleh nilai di bawah KKM)



G. Alat dan Sumber

  • Buku teks

  • Kumpulan dongeng

  • Film contoh siswa bercerita dengan alat peraga


H. Tugas Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur



















Jenis



Uraian Tugas



1.


Tugas Mandiri terstruktur (Individu)Merangkai pokok-pokok cerita menjadi urutan cerita yang menarik serta bercerita dengan meng­gu­na­kan alat peraga berdasarkan pokok-pokok cerita

2.


Tugas Mandiri tidak terstruktur (Kelompok)Buatlah alat peraga mengenai cerita yang berjudul .....

I. Penilaian

  • Teknik : Tertulis, Praktik

  • Bentuk : Tes uraian














Indikator



Instrumen




  • Menentukan pokok-pokok cerita



  • erangkai pokok-pokok cerita menjadi untaian cerita yang menarik



  • Bercerita dengan menggunakan alat peraga


Tentukan pokok-pokok cerita yang terdapat didalam cerita Rangkailah pokok-pokok cerita ini menjadi urutan ceritaBerceritalah dengan menggunakan alat peraga

Pedoman Penskoran

RUBRIK PENILAIAN








































NO



ASPEK PENILAIAN



EKSPRESI



SKOR P



1


Kesesuaian isiIsi cerita sesuai dengan pokok-pokok cerita yang disusun0-4

2


Kesesuaian visualisasi alat peragaVisualisasi mendukung cerita0-3

3


PelafalanPelafalan karya secara jelas dan tepat

4


Jeda, intonasiPengaturan jeda, tinggi suara, tinggi rendahnya nada, keras lembut suara, cepat lambat suara0-3

5


Gerak/ mimikKeselarasan antara gerak dan ekspresi wajah0-7

Nilai Peserta Didik diperoleh dengan total 20.

Nilai = skor yang diperoleh X 10

Skor maksimal(20)

Contoh dongeng yang dipilih siswa:

Si Tanduk Panjang

Konon kata yang empunya cerita, dahulu kala binatang rusa tak mempunyai tanduk. Justru anjing yang mempunyai tanduk panjang dan bercabang-cabang. Bermula dari cerita inilah kemudian rusa mempunyai tanduk panjang. Pada suatu ketika musim panas berkepanjangan tiba, hampir semua sungai kering tak berair. Semua hewan kehausan dan kelaparan karena rumput dan tanaman tidak tumbuh lagi. Hal itu juga dialami oleh sepasang rusa yang pergi mencari air dengan menyusuri bukit dan lereng-lereng gunung. Pada akhirnya, mereka menemukan sebuah sungai yang masih ada airnya. Banyak pula hewan lain yang telah
berada di situ. "Sudah lama sekali kita mengembara, baru sekarang kita menemukan air di sini. Lihat, sudah banyak binatang lain yang berkumpul," kata Rusa Jantan kepada istrinya.
Rusa Betina memalingkan wajahnya ke segala penjuru. "Memang tempat ini sudah ramai dikunjungi oleh binatang lainnya," kata Rusa Betina.
Sepasang rusa itu kemudian turun ke sungai. Tiba-tiba Rusa Betina mengamit punggung suaminya seraya berkata, "Coba lihat ke sana! Siapa gerangan yang sedang kemari. Sungguh tampan ia, tanduknya sangat indah dan menarik. Wah, sungguh gagah sekali tampaknya." Si Rusa Jantan menoleh, memerhatikan pendatang baru yang sedang menuruni bukit menuju sungai.
"Yang ke sini itu adalah Anjing. Dia sahabatku, namun sudah lama kami tak jumpa," karta Rusa Jantan.
"Hai, Rusa! Mengapa engkau juga berada di sini?" tegur si Anjing kepada sahabatnya.
"Ya, tak usah heran. Bukankah sekarang ini air sangat sulit diperoleh, makanan pun tak ada. Airlah yang membuat kita begini, pergi berkeliaran hingga ketemu di tempat ini," kata Rusa Jantan.
Kemudian mereka turun ke sungai untuk minum melepas dahaga. Setelah minum, mereka berpencar kembali.
"Mana Anjing itu tadi?" tanya Rusa Betina kepada suaminya.
"Oh itu di sana! Di bawah pohon sedang beristirahat, mungkin ia masih kelelahan setelah menempuh perjalanan jauh." Sahut Rusa Jantan.
"Kalau begitu, marilah? Kita juga beristirahat di sana bersama dengan dia," ajak si Rusa Betina.
"Ah, kamu ini. Selalu saja ketampanan si Anjing yang jadi buah mulutmu," sahut si Rusa Jantan. Tapi akhirnya mereka pergi juga, ke tempat si Anjing yang tengah beristirahat.
Ketika mereka berteduh di bawah pohon besar yang tak jauh dengan si Anjing, Rusa Betina itu selalu memandangi si Anjing. Sang Rusa Jantan juga terus menerus memerhatikan tingkah laku istrinya.
"Hei!" tegur si Rusa Jantan.
"Kenapa kau selalu memandangi si Anjing? Sedang aku tak kau perhatikan?" tanya Rusa Jantan dengan jengkel "Tentu saja. Aku sangat mengagumi tanduk Anjing itu, sungguh tak terkatakan indahnya. Oh,......sungguh bagus sekali," jawab Rusa Betina segan memuji-muji tanduk di Anjing.
"Apakah ia lebih gagah dariku?" tanya si Rusa Jantan pada istrinya.
"Yah tentu saja tidak. Tetapi yang jelas tanduknya sangat bagus. Sekiranya engkau bertanduk seperti dia, pasti kau akan jauh lebih gagah daripada si Anjing" jawab Rusa Betina. Rusa Jantan terdiam sejenak. Ia berusaha mencari akal.
"Lebih baik begini," katanya sesaat kemudian. Kalau kau mau lihat aku bertanduk, nanti aku meminjam tanduk si Anjing. Aku akan ke sana dulu untuk menyiasatinya."
Rusa Jantan itu tampaknya termakan oleh rayuan si istrinya. Ia segera menemui si Anjing.
"Hei saudara Anjing. Istriku ingin melihat kita berlomba lari," kata Rusa Jantan berbohong. Si Anjing yang tak ingin mengecewakan sahabatnya menyetujui usul itu. Mereka kemudian pergi ke tepi padang rumput untuk berlomba.
"Apabila saya sudah berdiri dan mengangkat kakiku, maka mulailah kalian berdua lari" Rusa Betina memberi aba-aba. Rusa Jantan dan Anjing itu kemudian berlomba lari, ternyata, Anjing dapat dikalahkan oleh si Rusa. Si Anjing menjadi kecewa karena kekalahannya itu. Sang Rusa Jantan pun segera menghibur sambil menyiasatinya.
"Begini saudara Anjing. Engkau tadi dapat ku kalahkan karena engkau memakai tanduk sehingga larimu lambat. Nah, supaya adil bagaimana kalau aku sekarang yang memakai tanduk itu. Kemudian kita berlomba lagi."
Sang Anjing segera menyetujui lagi usul sahabatnya tanpa curiga. Ia segera melepas tanduknya dan memberikannya kepada si Rusa Jantan. Kemudian Rusa Jantan memakai tanduk si Anjing yang besar dan bercabang-cabang indah itu. Segera mereka berlomba lagi. Ketika Rusa Jantan melihat si anjing berlari
sekencang-kencangnya di depan, ia pun berlari terus membelok ke arah lain menjauhi si Anjing. Sementara itu, si Anjing terus berlari dan berlari. Karena merasa akan menang, ia menoleh ke belakang. Alangkah terkejutnya ketika dilihat si Rusa tidak ada di belakangnya.
Sadar merasa ditipu, si Anjing berlari kembali memburu si Rusa dengan marah. Akan tetapi, karena si Rusa lebih gesit dan lincah, si Anjing tak mampu menyusulnya. Akhirnya, tanduk si Anjing dibawa lari oleh si Rusa.
Itulah sebabnya hingga kini, bila Anjing melihat Rusa pasti segera mengejarnya, karena ingin mengambil kembali tanduknya yang dipinjam si Rusa. Hingga saat ini, binatang Rusa Jantan memiliki tanduk yang indah dan kukuh, membuat ia tampak lebih gagah
Sumber: MB Rahimsyah
Cerita Rakyat Nusantara
Penerbit: Terbit Terang Surabaya





Pedagang yang Budiman
Sera adalah seorang pedagang keliling. Ia ramah dan selalu gembira. Sambil menyusuri jalan ia menjajakan barang jualannya, "Barang bagus! Barang bagus! Siapa mau beli? Siapa mau beli?" Sera senang jika ibu-ibu mau membelikan anak-anak mereka barang yang bagus. Hatinya puas melihat anak-anak tersenyum bahagia. Suatu hari, saat Sera sedang menyusuri jalan, ia melihat pedagang keliling lain bernama Taro.

"Pergi Sera!" seru Taro marah. "Ini jalanku! Aku lebih dulu berada di jalan ini! Kau boleh berdagang di sini setelah aku pergi!" Sera segera pindah ke jalan lain. Taro mengetuk pintu rumah pertama. Seorang gadis kecil membuka pintu.
"Oh, Nenek!" katanya. "Maukah Nenek membelikanku sesuatu?"
"Kita tidak punya uang," kata Nenek. "Tapi coba tanya pedagang itu. Apa dia mau menukar barang yang kamu suka dengan kendi hitam kita?" Ketika si gadis keluar, ia memperlihatkan kendi hitam pada Taro. Taro mengamati lalu membuat goresan kecil pada kendi itu. Ia sangat terkejut, ternyata kendi hitam itu terbuat dari emas. Timbul ide liciknya. Wanita tua ini tidak tahu kendinya terbuat dari emas. Akan kukatakan kendi ini jelek. Lantas aku pergi.
Nanti aku kembali dan membelinya dengan harga yang sangat murah. Begitu pikir Taro. Lalu ia berkata,
"Kendi ini tidak bagus!" Setelah mengembalikan kendi pada gadis, ia segera pergi. Tak lama kemudian, Sera melewati jalan itu. "Barang bagus!" serunya. "Siapa mau beli? Siapa mau beli?"
Saat gadis kecil itu melihat Sera, ia berkata, "Nenek, boleh aku bertanya ke pedagang itu? Mungkin dia mau menukar barang yang kubutuhkan dengan kendi ini..."
"Kata pedagang yang tadi kendi ini jelek," sahut Nenek. "Tapi coba tanya pada pedagang ini."
Gadis kecil itu memanggil Sera. "Maukah Bapak menukar kendi nenekku dengan barang bagus yang kubutuhkan?" Sera mengamati kendi itu. Ia melihat goresan yang telah dibuat oleh Taro.
"Nyonya!" katanya pada si Nenek. "Kendi ini terbuat dari emas!" Nenek memandang dengan takjub. "Tetapi kata pedagang yang tadi, kendi ini tidak bagus!" sahutnya.
"Oh tidak," kata Sera. "Kendi ini terbuat dari emas. Aku akan membayar dengan semua uangku yang ada. Lalu aku akan kembali membawa uang lebih banyak." Ia tersenyum pada gadis kecil itu. "Gadis kecil, ambillah beberapa barang yang kamu mau," katanya.
Setelah Sera pergi, datanglah Taro si pedagang pertama tadi. Ia berkata, "Aku telah berjalan jauh. Tapi aku teringat pada cucumu yang ingin barang daganganku. Aku akan memberi beberapa yang ia mau. Tukarlah dengan kendi hitam tua milikmu." Nenek lalu menceritakan apa kata Sera tentang kendi tuanya. "ia memberi kami uang banyak. Nanti ia akan kembali membawa uang lebih banyak."
"Uang lebih banyak?" seru Taro kecewa. "Dia harus memberiku uang juga. Bagaimanapun, aku yang pertama melihat kendi itu!" Taro terus bersungut-sungut. Gadis kecil dan neneknya hanya tersenyum geli melihatnya. Mereka bersyukur bertemu Sera si pedagang yang jujur. Besoknya, Sera berhasil menjual kendi dengan harga tinggi. Ia membayar lebih banyak pada Nenek. Saat pulang, ia berkata pada istrinya, "Aku telah melakukan yang terbaik untuk kendi itu. Aku telah melakukan yang terbaik, sangat baik."
"Apakah kamu akan kaya?" tanya istrinya.
"Benar," kata Sera. "Aku merasa kaya sekarang, karena bisa memberikan sesuatu kepada orang yang tidak mampu. Mampu membantu orang lain yang kesusahan, membuatku merasa sangat bahagia..."
(Diterjemahkan Oleh Tututha, dari Some Pretty Little Thing)
Sumber: Bobo, 19 April 2007


5 comments:

  1. Makasih bagi pengalamannya, mau dicoba di sekolah saya...

    ReplyDelete
  2. Kembali, semoga bermanfaat....

    ReplyDelete
  3. betul sekali bu,saya jg semester kmarin praktik seperti itu alhamdulillah anak2 sangat antusias dan kreatif. trm ksh.

    ReplyDelete
  4. terima kasih, mhn izin untuk bahan referensi.

    ReplyDelete
  5. dsni ad cerita dgn alat peraga yg simpel g(g trlalu pnjang)

    ReplyDelete