Monday, February 11, 2008

Penggunaan Kata “kan” dalam Kalimat

Kalau kita memperhatikan kalimat yang diucapkan seseorang, kadang-kadang kita menemukan penggunaan kata yang tidak tepat. Anda perhatikanlah tanya jawab antara pemirsa dengan narasumber atau dengan pembawa acara pada salah satu televisi. Pada kesempatan itu sering kita dengar seseorang memulai percakapannya dengan memperkenaikan diri,1. “Saya kan ibu rumah tangga, ...”2. “Saya kan pegawai swasta, ...”Anda perhatikanlah bagian kalimat “Saya kan ...“ itu. Apa artinya dan apa fungsi kata “kan” itu? Dalam percakapan tatap muka pun kita sering mendengar kata “kan” seperti diucapkan orang.Seorang mahasiswa berkata kepada dosennya,3. ”Pak, rumah saya kan jauh.”“Saya tidak tahu di mana rumab Saudara,”jawab dosennya.“Ya, jauh,” kata mahasiswa itu lagi.“Lalu?”“Ya, harap Bapak maklum kalau saya sering datang terlambat.”Atau ada orang yang memulai pembicaraannya sebagai berikut:4. “Bapak saya kan sudah pensiun.”5. “Anak saya kan bekerja di Jakarta.”6. “Rumah itu kan kepunyaan Pak Sastra.”Apa tanggapan Anda kalau ada orang yang berkata kepada Anda dengan kalimat yang menggunakan kata “kan” itu?Kata “kan” menunjukkan bahwa si pendengar dan lawan bicara sudah tahu sebelumnya mengenai isi kalimat itu. Artinya, kita atau pendengar sudah tahu bahwa ...1. dia seorang ibu rumah tangga, 2. dia seorang pegawai swasta, 3. rumah mahasiswa itu jauh, 4. bapaknya sudah pensiun, 5. anaknya bekerja di Jakarta, 6. rumah itu kepunyaan Pak Sastra.Dari mana kita tahu akan hal itu? Bahwa dia seorang ibu rumah tangga, atau bahwa rumahnya jauh dan sebagainya baru kita dengar dan baru kita ketahui ketika itu, ketika dia mengucapkan kalimat tersebut. Sebelumnya kita tidak tahu sama sekali. Jadi, kalimat seperti itu tidak patut disampaikan kepada orang lain. Kesalahannya adalah penggunaan kata “kan” dalam kalimat-kalimat itu.Kata “kan” adalah kata yang dipergunakan untuk mengukuhkan pernyataan atau perbuatan. Artinya, sebelum kalimat itu diucapkan, pendengar atau lawan bicara sudah tahu akan isi pernyataan itu. Lawan bicara sudah tahu bahwa rumah itu kepunyaan Pak Sastra. Pada satu ketika orang berkata “Rumah itu kan kepunyaan Pak Sastra.” Mengapa sekarang didiami orang lain? Sudah dijualkah atau hanya dikontrakkan?’ Nah, barulah kalimat itu betul dan penggunaan kata “kan” tepat.Kata “kan” itu sering digunakan untuk mengganti kata bukan atau bukankah. Kata bukan adalah kata tanya untuk mengukuhkan isi atau maksud sesuatu pernyataan, dan diletakkan sesudah pernyataan itu.“Rumah itu kepunyaan Pak Sastra, bukan?’Kata bukankah adalah kata tanya untuk mengukuhkan kebenaran dan diletakkan pada awal kalimat.“Bukankah rumah itu kepunyaan Pak Sastra?”Oleh sebab itu, hindarkanlah kebiasaan menggunakan kata “kan” pada awal kalimat. Kalau hanya sekadar mau memberitahukan sebagai memperkenalkan diri, pembicara hendaklah berkata sebagai berikut,1a. Saya seorang ibu rumah tangga.2a. Saya seorang pegawai swasta.3a. Rumah saya jauh.4a. Bapak saya sudah pensiun.5a. Anak saya bekerja di Jakarta.6a. Rumah itu kepunyaan Pak Sastra.

No comments:

Post a Comment