Wednesday, December 30, 2009

MENGAJAR ITU SAMA DENGAN BELAJAR

Ada korelasi positif terhadap peningkatan kompetensi bagi seorang pengajar yang sering memberikan ceramah pada seminar, atau mengajar pada pendidikan di berbagai perusahaan. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? 1. Pengajar berperan sebagai fasilitator Mengajar orang dewasa tentu berbeda dengan mengajar pada anak kecil, maupun mengajar pada mahasiswa. Pendidikan bagi orang dewasa, harus dibuat sedemikian rupa, sehingga situasi kelas tidak membosankan, dan ada komunikasi dua arah. Di satu sisi pengajar harus menguasai materi yang disampaikan, dan bertindak sebagai fasilitator, dan harus pandai menangkap sifat kelas yang diberikan pengajaran pada saat itu. Ada kelas yang partisipannya begitu menonjol, aktif dan banyak diskusi, disini peran pengajar hampir mirip fasilitator atau moderator, namun kita juga harus mampu mengarahkan kelas agar tak terjadi debat kusir. Pada kelas yang aktif, banyak pertanyaan tak terduga, dan kadang-kadang pengajar sendiri belum mengetahui jawaban yang tepat. Jika ini terjadi, diperlukan seorang pengajar yang bijaksana, sehingga tidak terkesan bahwa pengajar tidak mampu menguasai kelas. 2. Buat perencanaan yang matang Persiapan yang matang akan sangat menunjang keberhasilan dalam menyampaikan pengajaran. Pengajar yang baik, akan mempersiapkan bahan ajar, dengan kedalaman materi sesuai tujuan yang akan dicapai. Pengajar juga harus menguasai teknologi agar penyampaian bahan ajar menarik. Apabila bahan ajar telah siap, pengajar mempersiapkan berbagai alternatif kemungkinan. Misalkan, dengan menyiapkan berbagai jenis latihan, dengan tingkat kedalaman berbeda, sehingga kelas seperti apapun bisa dikuasai. Merupakan hal yang biasa, bahwa saat kita ditunjuk sebagai pengajar, persepsi di awal sangat berbeda dengan keadaan/kenyataan yang ada di kelas, sehingga pengajar harus bisa menyesuaikan diri. Pengajar juga harus mandiri, karena jika ditunjuk sebagai pengajar, apalagi jika pendidikan dilaksanakan diluar kota, maka pada umumnya lembaga yang didatangi hanya menyediakan fasilitator, yang berfungsi mengatur dan mengontrol terselenggaranya pendidikan di kelas. Sedangkan hal-hal lain, seperti mempersiapkan bahan ajar, sampai penayangan di depan kelas, benar-benar harus dapat dilaksanakan oleh pengajar itu sendiri tanpa bantuan pihak lain.

Selanjutnya..... 3. Evaluasi Pada umumnya honor pengajar “sangat memadai” sehingga pihak penyelenggara ingin mendapatkan hasil sebaik-baiknya. Apabila hasil evaluasi dari para partisipan di kelas, ternyata kurang memenuhi harapan, maka pengajar tadi tidak akan dipakai lagi. Oleh karena itu pengajar harus berusaha sebaik-baiknya agar dapat menyampaikan pengajaran sesuai yang diharapkan pihak penyelenggara. 4. Bertambah teman, serta pengalaman. Mengajar orang dewasa, risikonya memang mereka mudah bosan, namun ada sisi enaknya, karena rata-rata partisipan telah mempunyai jabatan tertentu, sehingga akan menambah kenalan. Dan apabila kita sering diundang mengajar diberbagai kota, maka kita akan mempunyai teman-teman yang berkesinambungan, karena dengan adanya alat komunikasi yang semakin canggih, hubungan tadi akan dapat berjalan terus baik melalui sms, email, telepon dan lain-lain. Yang paling menyenangkan bagi pengajar, kita akan mendapat pengalaman yang berharga, menjadi kenal budaya/kultur perusahaan para partisipan tersebut, budaya daerah yang kita datangi, dan sering kita mendapat kesempatan mengunjungi daerah wisata selepas kegiatan mengajar. 5. Mengajar memaksa kita untuk belajar terus menerus. Ada keuntungan yang tak terlihat apabila kita sering mengajar. Apabila mengajar, pada umumnya satu kelas terdiri dari 20 orang dengan latar belakang yang berbeda. Kemungkinan pengajar hanya memberikan satu materi pelajaran, namun akan mendapat feed back dari 20 orang. Pada saat istirahat, pengajar dapat terlibat diskusi yang hangat dengan peserta, bahkan dengan peserta yang paling pendiam. Dari pengalaman mengajar, pertanyaan sering datang hanya dari beberapa partisipan saja, namun begitu istirahat, yang belum bertanya akan mengerumuni pengajar. Jika waktu kurang, pembahasan bisa terjadi diluar kelas, kemungkinan di lobi gedung pendidikan/hotel, dan disinilah kita banyak memperoleh masukan yang sangat berharga. Sumber: blog edratna

Monday, December 28, 2009

Berpikir Positif

Menjaga semangat selalu tetap positif memang latihan yang terus menerus. Semangat positif intinya hanya akan diperoleh dengan menjaga pikiran kita selalu kea rah positif. Ketika kita mulai mengalami kejenuhan dan kebosanan bisa jadi semangat mengendur, untuk itu berusahalah selalu mengarahkan pikiran agar tetap positif, caranya perhatikan beberapa tips berikut ini: 1. Pilihlah salah satu kata-kata bijak yang dapat mempengaruhi semangat dan motivasi Anda. Boleh ambil dari kata-kata mutiara dari orang-orang terkenal misalnya, atau dari mana saja. Kalau perlu tulis dan tempatkan tulisan ini di tempat yang mudah Anda baca setiap harinya. Baca dan camkanlah kutipan kata-kata motivasi itu. Jadikanlah isi dari setiap kutipan tersebut menjadi bagian pemikiran Anda sehingga mampu membangkitkan semangat motivasi Anda. 2. Berusahalah bertemu dan bergaul dengan orang-orang yang memiliki semangat positif. Hindari lingkungan yang cenderung mempengarungi menurunnya semangat anda atau mempengaruhi kebosanan Anda. Bertemu dan berdiskusilah dengan mereka yang memiliki semangat tinggi dan positif. Semangat positif itu menular, dengan Anda bertemu, bergaul dan berdisuksi dengan orang-orang positif, anda akan tertular kembali semnagat positif. 3. Hapuslah kata-kata “tidak dapat,”, “tidak bisa”, “malas”, “tidak bersemangat” atau kata-kata lain yang senada dari pikiran Anda. Buanglah jauh-jauh kata-kata yang intinya dapat melemahkan semangat Anda. Usahakan agar Anda menemukan cara untuk mengatakan apa yang bisa Anda lakukan. 4. Mulailah hari dengan bersikaplah positif. Tanamkan keyakinan dalam hati Anda bahwa setiap orang yang anda temui sesungguhnya memiliki sisi positif dan perlakukanlah mereka dengan sikap positif juga. Misalnya tersenyumlah ketika bertemu dengan orang lain, mengucapkan salam dengan ramah, melayani mereka dengan baik, dll. Anda pasti akan heran melihat tanggapan yang akan Anda peroleh dari orang-orang yang selama ini anda anggap biasa saja. Hal ini akan dapat membangkitkan kembali semangat dan sikap positif Anda. 5. Carilah suatu kesempatan untuk bisa berbagi dan memberi kepada orang lain dengan tulus dan ikhlas. Memberi tidak harus dengan harta benda, bisa dengan membagi ilmu yang anda miliki, berbagi keramahan atau apapun yang bisa Anda lakukan untuk orang lain. Lakukanlah suatu yang khusus pada siapa saja termasuk mungkin pasangan Anda, orang tua Anda, sahabat Anda ataupun anak-anak Anda. Bahkan kalau memungkinkan berusahalah berbuatlah suatu kebaikan pada seseorang yang belum Anda kenal sekalipun. Ini akan menjadikan hidup anda lebih berarti dan membangkitkan semangat positif Anda. 6. Pahami kehendak hati atau tujuan yang ingin Anda raih dalam kehidupan. Kemudian lakukan sesuai dengan kehendak hati Anda. Dengan menemukan kembali kehendak hati, anda akan menemukan kecintaan yang dapat membangkitkan semangat dan motivasi positif Anda. 7. Bersyukurlah kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan berkah yang sudah anda terima sampai detik ini. Sekali lagi bersyukurlah dan perbanyaklah bersyukur kepada Allah atas segala karunianya, kesehatan yang anda miliki, keluarga yang anda miliki, pekerjaan anda saat ini, karier anda saat ini dan lain sebagainya. Perasaan bersyukur akan mendamaikan hati dan dapat membangkitkan kembali semangat dan motivasi dari dalam diri. SEMOGA BERMANFAAT

Tuesday, December 15, 2009

Menganalisis Butir Soal

Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian. Tujuan penelaahan adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Di samping itu, tujuan analisis butir soal juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah/belum memahami materi yang telah diajarkan. Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan tujuannya di antaranya dapat menentukan peserta didik mana yang sudah atau belum menguasai materi yang diajarkan guru. Dalam melaksanakan analisis butir soal, para penulis soal dapat menganalisis secara kualitatif, dalam kaitan dengan isi dan bentuknya, dan kuantitatif dalam kaitan dengan ciri-ciri statistiknya. Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkan analisis kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soal yang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya. Jadi, ada dua cara yang dapat digunakan dalam penelaahan butir soal yaitu penelaahan soal secara kualitatif dan kuantitatif. Kedua teknik ini masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu teknik terbaik adalah menggunakan keduanya (penggabungan).


Kedua cara tersebut dapat dipelajari secara rinci dalam buku ini.

Menganalisis Butir Soal

Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian. Tujuan penelaahan adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Di samping itu, tujuan analisis butir soal juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah/belum memahami materi yang telah diajarkan. Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan tujuannya di antaranya dapat menentukan peserta didik mana yang sudah atau belum menguasai materi yang diajarkan guru. Dalam melaksanakan analisis butir soal, para penulis soal dapat menganalisis secara kualitatif, dalam kaitan dengan isi dan bentuknya, dan kuantitatif dalam kaitan dengan ciri-ciri statistiknya. Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkan analisis kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soal yang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya. Jadi, ada dua cara yang dapat digunakan dalam penelaahan butir soal yaitu penelaahan soal secara kualitatif dan kuantitatif. Kedua teknik ini masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu teknik terbaik adalah menggunakan keduanya (penggabungan).


Kedua cara tersebut dapat dipelajari secara rinci dalam buku ini.

Wednesday, December 2, 2009

Meningkatkan Budaya Baca

Tentu kita masih percaya bahwa buku adalah jendela dunia, iklan di televisi sering menampilkan dan menekankan bahwa buku adalah jendela dunia. Buku merupakan kunci segala ilmu. Entah dari mana asal katakata bijak itu, tapi yang jelas kata‐kata itu sudah turun‐temurun kita dengar. Memang benar, dengan membaca kita bisa memperoleh pengetahuan yang berasal dari mana saja dan kita bisa tahu keadaan atau peristiwa di mana saja. Jadi tepat bila buku adalah jendela dunia.

Meningkatkan Budaya Baca

Tentu kita masih percaya bahwa buku adalah jendela dunia, iklan di televisi sering menampilkan dan menekankan bahwa buku adalah jendela dunia. Buku merupakan kunci segala ilmu. Entah dari mana asal katakata bijak itu, tapi yang jelas kata‐kata itu sudah turun‐temurun kita dengar. Memang benar, dengan membaca kita bisa memperoleh pengetahuan yang berasal dari mana saja dan kita bisa tahu keadaan atau peristiwa di mana saja. Jadi tepat bila buku adalah jendela dunia.