Sunday, August 24, 2008

INSTRUCTION MANUAL DAN SERVICE MANUAL

Instruction Manual Kenwood TH-234

Instruction Manual Kenwood TR-9130

Schema Manual Kenwood TR-9130

Service Manual Kenwood TR-9130

PENGINGAT WAKTU SHALAT

Sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadhan. Kalau kita sedang asyik bekerja atau melakukan aktivitas yang lain di komputer kadang kita sering lupa akan waktu. Nah, sekarang sepertinya tidak akan lagi kalau menggunakan pengingat waktu ini. Suara alarmnya berupa adzan yang bervariasi (Mekah, Madinah) Softwarenya kecil (SHOLU), menginstalnya mudah, dapat disesuaikan dengan waktu setempat lagi, dan yang penting bisa berbahasa Indonesia. Bagi yang ingin mencoba silahkan ambil di sini!

PENGINGAT WAKTU SHALAT

Sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadhan. Kalau kita sedang asyik bekerja atau melakukan aktivitas yang lain di komputer kadang kita sering lupa akan waktu. Nah, sekarang sepertinya tidak akan lagi kalau menggunakan pengingat waktu ini. Suara alarmnya berupa adzan yang bervariasi (Mekah, Madinah) Softwarenya kecil (SHOLU), menginstalnya mudah, dapat disesuaikan dengan waktu setempat lagi, dan yang penting bisa berbahasa Indonesia. Bagi yang ingin mencoba silahkan ambil di sini!

Friday, August 22, 2008

SEMINAR NASIONAL - PENINGKATAN PEDAGOGIK GURU MELALUI KARYA TULIS ILMIAH PELATIHAN KOMPETENSI (KTI)


BP-IKA UPI Bandung, Ikatan AIumi Pascasarjana UNPAD, dan RAHAYASA akan mengadakan SEMINAR NASIONAL - PENINGKATAN PEDAGOGIK GURU MELALUI KARYA TULIS ILMIAH PELATIHAN KOMPETENSI (KTI) di GOR INDOR PAJAJARAN BOGOR pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2008.



FORMULIR PENDAFTARAN DAN INFORMASI SELANJUTNYA DAPAT DIUNDUH DISINI!




SEMINAR NASIONAL - PENINGKATAN PEDAGOGIK GURU MELALUI KARYA TULIS ILMIAH PELATIHAN KOMPETENSI (KTI)


BP-IKA UPI Bandung, Ikatan AIumi Pascasarjana UNPAD, dan RAHAYASA akan mengadakan SEMINAR NASIONAL - PENINGKATAN PEDAGOGIK GURU MELALUI KARYA TULIS ILMIAH PELATIHAN KOMPETENSI (KTI) di GOR INDOR PAJAJARAN BOGOR pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2008.



FORMULIR PENDAFTARAN DAN INFORMASI SELANJUTNYA DAPAT DIUNDUH DISINI!




Mengenal Gaya Belajar Anak (0leh: Rahmi)

Ada lima gaya belajar yang dimiliki seorang anak, yaitu visual (penglihatan), auditori (pendengaran), kinestetik (gerakan), olfactory (penciuman), dan gustatory (pengecapan). Dari kelima gaya ini, yang paling sering digunakan adalah visual, auditori dan kinestetik. Bagaimana ciri-ciri anak dengan gaya belajar tersebut?


1. Visual.
Kekuatan belajar si kecil berdasarkan pada ingatan penglihatan.
Ciri-cirinya:
- Jika berbicara, gerakan bola matanya sering ke arah atas
- Nada suara cenderung tinggi
- Napasnya pendek (dangkal)
- Mengakses informasi dengan melihat ke atas.
- Tempo bicara cepat.Cara Belajar Si Visual:
- Lebih banyak membaca buku atau majalah
- Membuat grafik, diagram atau peta pemikiran
- Belajar dengan media komputer
- Membuat poster ringkasan pelajaran
- Flowchart, kartu kecil yang memudahkan untuk belajar dan dibawa
- Highlighting, memberikan warna-warni ceria pada catatan atau buku
- Memakai model atau benda yang terlihat, misalnya kerangka tubuh manusia
- Imajinasi, membayangkan peristiwa




2. Auditori
Kekuatan belajar si kecil dengan gaya ini, adalah terfokus pada penglihatan.
Ciri-cirinya:
- Gerakan bola mata sejajar dengan telinga
- Suara jelas dan kuat
- Bicara lebih sedikit
- Mengakses informasi dengan menengadahkan kepala


Cara Belajar Si Auditori:
- Membaca dengan suara keras
- Sesi tanya jawab
- Mendengarkan rekaman, bisa pula dengan merekam suaranya sendiri
- Diskusi dengan teman
- Belajar dengan mendengarkan
- Menyampaikan kembali yang dipelajari
- Belajar dengan media musik atau sambil diiringi musik
- Kerja kelompok
- Membutuhkan waktu tenang untuk memikirkan materi





3. Kinestetik
Kekuatan belajar si kecil yang memiliki gaya ini, mirip dengan Visual, yaitu melalui penglihatan.
Ciri-cirinya:
- Gerakan bola mata ke arah bawah
- Suara cenderung berat
- Menggunakan gerakan atau bahasa tubuh
- Mengakses informasi dengan melihat ke bawah


Cara Belajar Si Kinestetik
- Keterlibatan fisik, belajar sambil bereksperimen
- Membuat model atau benda-benda media belajar
- Bermain peran
- Membuat mind mapping
- Belajar sambil berjalan
- Highlighting (pewarnaan)
- Mengetahui Ambak (Apa Manfaatnya bagiku) dari yang dipelajarinya.

Orangtua bisa mengetahui gaya belajar buah hatinya dengan mengamati atau mengajaknya berbicara, lihat caranya infomasi melalui gerakan mata anak. Biasanya, seorang anak tidak mutlak hanya memiliki satu gaya belajar saja, karena ada yang menggabungkannya dari beberapa gaya.Disinilah peran orangtua untuk memerkenalkan sebanyak-banyaknya variasi cara belajar, tentunya yang menyenangkan baginya. Jika belajar menjadi menyenangkan dan mudah bagi anak, tentu ilmu yang dipelajarinya pun semakin mudah masuk ke dalam otak.





Mengenal Gaya Belajar Anak (0leh: Rahmi)

Ada lima gaya belajar yang dimiliki seorang anak, yaitu visual (penglihatan), auditori (pendengaran), kinestetik (gerakan), olfactory (penciuman), dan gustatory (pengecapan). Dari kelima gaya ini, yang paling sering digunakan adalah visual, auditori dan kinestetik. Bagaimana ciri-ciri anak dengan gaya belajar tersebut?


1. Visual.
Kekuatan belajar si kecil berdasarkan pada ingatan penglihatan.
Ciri-cirinya:
- Jika berbicara, gerakan bola matanya sering ke arah atas
- Nada suara cenderung tinggi
- Napasnya pendek (dangkal)
- Mengakses informasi dengan melihat ke atas.
- Tempo bicara cepat.Cara Belajar Si Visual:
- Lebih banyak membaca buku atau majalah
- Membuat grafik, diagram atau peta pemikiran
- Belajar dengan media komputer
- Membuat poster ringkasan pelajaran
- Flowchart, kartu kecil yang memudahkan untuk belajar dan dibawa
- Highlighting, memberikan warna-warni ceria pada catatan atau buku
- Memakai model atau benda yang terlihat, misalnya kerangka tubuh manusia
- Imajinasi, membayangkan peristiwa




2. Auditori
Kekuatan belajar si kecil dengan gaya ini, adalah terfokus pada penglihatan.
Ciri-cirinya:
- Gerakan bola mata sejajar dengan telinga
- Suara jelas dan kuat
- Bicara lebih sedikit
- Mengakses informasi dengan menengadahkan kepala


Cara Belajar Si Auditori:
- Membaca dengan suara keras
- Sesi tanya jawab
- Mendengarkan rekaman, bisa pula dengan merekam suaranya sendiri
- Diskusi dengan teman
- Belajar dengan mendengarkan
- Menyampaikan kembali yang dipelajari
- Belajar dengan media musik atau sambil diiringi musik
- Kerja kelompok
- Membutuhkan waktu tenang untuk memikirkan materi





3. Kinestetik
Kekuatan belajar si kecil yang memiliki gaya ini, mirip dengan Visual, yaitu melalui penglihatan.
Ciri-cirinya:
- Gerakan bola mata ke arah bawah
- Suara cenderung berat
- Menggunakan gerakan atau bahasa tubuh
- Mengakses informasi dengan melihat ke bawah


Cara Belajar Si Kinestetik
- Keterlibatan fisik, belajar sambil bereksperimen
- Membuat model atau benda-benda media belajar
- Bermain peran
- Membuat mind mapping
- Belajar sambil berjalan
- Highlighting (pewarnaan)
- Mengetahui Ambak (Apa Manfaatnya bagiku) dari yang dipelajarinya.

Orangtua bisa mengetahui gaya belajar buah hatinya dengan mengamati atau mengajaknya berbicara, lihat caranya infomasi melalui gerakan mata anak. Biasanya, seorang anak tidak mutlak hanya memiliki satu gaya belajar saja, karena ada yang menggabungkannya dari beberapa gaya.Disinilah peran orangtua untuk memerkenalkan sebanyak-banyaknya variasi cara belajar, tentunya yang menyenangkan baginya. Jika belajar menjadi menyenangkan dan mudah bagi anak, tentu ilmu yang dipelajarinya pun semakin mudah masuk ke dalam otak.





Tuesday, August 19, 2008

Menganalisis Resensi

Jepang dan Spritualisme Baru

(Resensator: Imam Muharam)

Buku: Kafka on the Shore, Lab. Asmara Ibu dan Anak

Pengarang: Haruki Murakami

Penganalisis: XI IPA-1 (Della Windia, Desi Damayanti, Dewi Nurhikmah, Siti Nurhamidah, Sri Herlina, dan Yayu Prihatini

1. Kekurangan

  • Tidak memiliki fotokopi atau gambar jilid luar buku sehingga kami tidak dapat melihat adanya kecocokan antara  judul buku dengan gambar jilid luar buku.

  • Tidak ada kota terbit yang jelas, yang ada hanya alamat tempat tinggal resensator.

  • Tidak ada ukuran buku

  • Tidak ada harga buku

  • Tidak terdapat ajakan kepada pembaca untuk membaca buku tersebut lebih jauhnya untuk memilikinya.


2. Kelebihan

  • Judul resensi yang dibuat resensator sangat berkaitan dengan kutipan singkat sehingga memiliki makna yang saling berhubungan secara jelas.

  • Resensator dapat menghubungkan tradisi Jepang dalam kehidupan sehari-hari dengan isi buku sehingga menimbulkan suatu pesan yang menggambarkan secara sosiologis apa yang terjadi di masyarakat Jepang.

Menganalisis Resensi

Jepang dan Spritualisme Baru

(Resensator: Imam Muharam)

Buku: Kafka on the Shore, Lab. Asmara Ibu dan Anak

Pengarang: Haruki Murakami

Penganalisis: XI IPA-1 (Della Windia, Desi Damayanti, Dewi Nurhikmah, Siti Nurhamidah, Sri Herlina, dan Yayu Prihatini

1. Kekurangan

  • Tidak memiliki fotokopi atau gambar jilid luar buku sehingga kami tidak dapat melihat adanya kecocokan antara  judul buku dengan gambar jilid luar buku.

  • Tidak ada kota terbit yang jelas, yang ada hanya alamat tempat tinggal resensator.

  • Tidak ada ukuran buku

  • Tidak ada harga buku

  • Tidak terdapat ajakan kepada pembaca untuk membaca buku tersebut lebih jauhnya untuk memilikinya.


2. Kelebihan

  • Judul resensi yang dibuat resensator sangat berkaitan dengan kutipan singkat sehingga memiliki makna yang saling berhubungan secara jelas.

  • Resensator dapat menghubungkan tradisi Jepang dalam kehidupan sehari-hari dengan isi buku sehingga menimbulkan suatu pesan yang menggambarkan secara sosiologis apa yang terjadi di masyarakat Jepang.

Saturday, August 16, 2008

BANK SOAL LATIHAN ULANGAN/UJIAN NASIONAL

A. SD

Bahasa Indonesia (a)

Bahasa Indonesia (b)

Bahasa Indonesia (c)

Ilmu Pengetahuan Sosial (a)

Ilmu Pengetahuan Sosial (b)

Ilmu Pengetahuan Sosial (c)

Matematika (a)

Matematika (b)

Matematika (c)

Pendidikan Kewarganegaraan (a)

Pendidikan Kewarganegaraan (b)

Pendidikan Kewarganegaraan (c)

Matematika 1996

Matematika 1997

Matematika 1998

Matematika 1999

Matematika 2000

B. SMP

Bahasa Indonesia

Matematika

Bahasa Inggris

Ilmu Pengetahuan Alam

C. SMA

Bahasa Indonesia 1986

Bahasa Indonesia 1987

Bahasa Indonesia 1989

Bahasa Indonesia 1990

Bahasa Indonesia 1991

Bahasa Indonesia 1992

Bahasa Indonesia 1993

Bahasa Indonesia 1994

Bahasa Indonesia 1995

Bahasa Indonesia 1996

Bahasa Indonesia 1997

Bahasa Indonesia 1998

Bahasa Indonesia 1999

Bahasa Indonesia 2000

Bahasa Indonesia 2001

Bahasa Indonesia 2002

Bahasa Indonesia 2003

Bahasa Indonesia 2006

Matematika

Bahasa Inggris

Ilmu Pengetahuan Alam

BANK SOAL LATIHAN ULANGAN/UJIAN NASIONAL

A. SD

Bahasa Indonesia (a)

Bahasa Indonesia (b)

Bahasa Indonesia (c)

Ilmu Pengetahuan Sosial (a)

Ilmu Pengetahuan Sosial (b)

Ilmu Pengetahuan Sosial (c)

Matematika (a)

Matematika (b)

Matematika (c)

Pendidikan Kewarganegaraan (a)

Pendidikan Kewarganegaraan (b)

Pendidikan Kewarganegaraan (c)

Matematika 1996

Matematika 1997

Matematika 1998

Matematika 1999

Matematika 2000

B. SMP

Bahasa Indonesia

Matematika

Bahasa Inggris

Ilmu Pengetahuan Alam

C. SMA

Bahasa Indonesia 1986

Bahasa Indonesia 1987

Bahasa Indonesia 1989

Bahasa Indonesia 1990

Bahasa Indonesia 1991

Bahasa Indonesia 1992

Bahasa Indonesia 1993

Bahasa Indonesia 1994

Bahasa Indonesia 1995

Bahasa Indonesia 1996

Bahasa Indonesia 1997

Bahasa Indonesia 1998

Bahasa Indonesia 1999

Bahasa Indonesia 2000

Bahasa Indonesia 2001

Bahasa Indonesia 2002

Bahasa Indonesia 2003

Bahasa Indonesia 2006

Matematika

Bahasa Inggris

Ilmu Pengetahuan Alam

STUDI SETELAH TAMAT SMP

Untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik, siswa harus mampu menentukan arah yang tepat dan benar dalam memilih studi lanjutan untuk jenjang berikutnya. Kesalahan satu kali dapat berakibat lebih buruk untuk masa depan, bahkan selanjutnya mungkin menjadi penyesalan yang berkelanjutan.
Persiapan yang baik adalah didasarkan pada pertimbangan:
1. Kemampuan dasar yang dimiliki
2. Kemampuan akademik
3. Bakat/minat dan kemampuan
4. Kemampuan dana
5. Saran-saran yang dapat dipertanggungjawabkan
Dari pertimbangan tersebut, hendaknya siswa dapat menarik kesimpulan awal, bahwa betapa pendidikan tidak dapat dilakukan dengan coba-coba dan hanya sekedar hanya ikut-ikutan teman yang belum tentu dapat memberikan kepastian bagi masa depan.
Orang tua sebaiknya mampu memberikan saran dan dorongan bagi kehendak anaknya melalui pertimbangan-pertimbangan di atas ditambah wawasan masa lalu dan pandangan masa depan dengan mengedepankan kemampuan dan minat anak, pemaksaan kehendak dari orang tua tidak akan memberikan semangat tetapi sebaliknya anak merasa hak-haknya dibatasi.
Menjelang akhir pendidikan masa sekolah di Sekolah Mengengah Pertama, pada umumnya anak sudah mulai mampu menentukan arah masa depannya, dengan melihat figur keberhasilan orang lain, baik melalui jalur pendidikan maupun jalur prestasi. Keberhasilan melalui jalur bakat/prestasi (sangat terbatas). Pada umumnya jenjang karier diperoleh melalui jalur pendidikan formal.
Pendidikan menengah adalah jembatan menuju karier yang sebenarnya. Oleh karena itu siswa perlu dibekali pemahaman tentang pengertian dan tujuan pendidikan menengah. Pendidikan menengah terdiri dari Pendidikan Menengah Umum (SMA) yang terbagi menjadi tiga program studi (Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Bahasa). Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) terdiri dari 4 bidang keahlian dan kurang lebih 128 program keahlian.
Pendidikan Menengah Umum adalah jalur pendidikan formal yang dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (tidak dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja). Sedangkan Pendidikan Menengah Kejuruan adlah jalur pendidikan formal yang dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja melalui PKL (Praktik Kerja Lapangan) dan juga melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Program Studi, Bidang Keahlian, dan Program Keahlian:
Sekolah Menengah Atas (SMA)
1. Program Studi Ilmu Alam
2. Program Studi Ilmu Sosial
3. Program Studi Bahasa

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
1. Bidang Teknik Bangunan Gedung
a. Program Keahlian Kostruksi Kayu
b. Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
c. dll.

2. Bidang Keahlian Teknik Listrik
a. Program Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik
b. Program Keahlian Teknik Listrik Industri
c. Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik
d. dll.

3. Bidang Keahlian Teknik Elektronika
a. Program Keahlian Teknik Audio Video
b. Program Keahlian Teknik Elektronika Industri
c. dll.

4. Bidang Keahlian Teknik Mesin
a. Program Keahlian Teknik Las
b. Program Keahlian Teknik Permesinan
c. Program Keahlian Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri
d. Program Keahlian Teknik Mekanik Industri
e. Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
f. dll.

5. Bidang Keahlian Grafika
a. Program Keahlian Farmasi Industri
b. dll.

6. Bidang Keahlian Kimia
a. Program Keahlian Analis Kimia
b. Program Keahlian Kimia Industri
c. dll.

7. Bidang Keahlian Kefarmasian
a. Program Keahlian Farmasi
b. Program Keahlian Farmasi Industri
c. dll.

8. Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi
a. Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak
b. Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
c. Program Keahlian Multimedia
d. dll.

9. Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
a. Program Keahlian Administrasi Perkantoran
b. Program Keahlian Akuntansi
c. Program Keahlian Penjualan
d. Program Keahlian Sekretaris
e. Program Keahlian Perbankan
f. dll.

10. Bidang Keahlian Pariwisata
a. Program Keahlian Usaha Jasa Pariwisata
b. Program Keahlian Akomodasi Perhotelan
c. Program Keahlian Tata Boga
d. Program Keahlian Restoran
e. Program Keahlian Patiseri
f. Program Keahlian Tata Kecantikan Kulit
g. Program Keahlian Kecantikan Rambut
h. Program Keahlian Tata Busana
i. dll.

Dari berbagai bidang keahliandan program studi tersebut di atas diharapkan siswa dapat memilih secara tepat sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki.



Sumber: Materi Presentasi Konsultan Pendidikan
Biro Konsultasi Psikologi

STUDI SETELAH TAMAT SMP

Untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik, siswa harus mampu menentukan arah yang tepat dan benar dalam memilih studi lanjutan untuk jenjang berikutnya. Kesalahan satu kali dapat berakibat lebih buruk untuk masa depan, bahkan selanjutnya mungkin menjadi penyesalan yang berkelanjutan.
Persiapan yang baik adalah didasarkan pada pertimbangan:
1. Kemampuan dasar yang dimiliki
2. Kemampuan akademik
3. Bakat/minat dan kemampuan
4. Kemampuan dana
5. Saran-saran yang dapat dipertanggungjawabkan
Dari pertimbangan tersebut, hendaknya siswa dapat menarik kesimpulan awal, bahwa betapa pendidikan tidak dapat dilakukan dengan coba-coba dan hanya sekedar hanya ikut-ikutan teman yang belum tentu dapat memberikan kepastian bagi masa depan.
Orang tua sebaiknya mampu memberikan saran dan dorongan bagi kehendak anaknya melalui pertimbangan-pertimbangan di atas ditambah wawasan masa lalu dan pandangan masa depan dengan mengedepankan kemampuan dan minat anak, pemaksaan kehendak dari orang tua tidak akan memberikan semangat tetapi sebaliknya anak merasa hak-haknya dibatasi.
Menjelang akhir pendidikan masa sekolah di Sekolah Mengengah Pertama, pada umumnya anak sudah mulai mampu menentukan arah masa depannya, dengan melihat figur keberhasilan orang lain, baik melalui jalur pendidikan maupun jalur prestasi. Keberhasilan melalui jalur bakat/prestasi (sangat terbatas). Pada umumnya jenjang karier diperoleh melalui jalur pendidikan formal.
Pendidikan menengah adalah jembatan menuju karier yang sebenarnya. Oleh karena itu siswa perlu dibekali pemahaman tentang pengertian dan tujuan pendidikan menengah. Pendidikan menengah terdiri dari Pendidikan Menengah Umum (SMA) yang terbagi menjadi tiga program studi (Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Bahasa). Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) terdiri dari 4 bidang keahlian dan kurang lebih 128 program keahlian.
Pendidikan Menengah Umum adalah jalur pendidikan formal yang dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (tidak dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja). Sedangkan Pendidikan Menengah Kejuruan adlah jalur pendidikan formal yang dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja melalui PKL (Praktik Kerja Lapangan) dan juga melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Program Studi, Bidang Keahlian, dan Program Keahlian:
Sekolah Menengah Atas (SMA)
1. Program Studi Ilmu Alam
2. Program Studi Ilmu Sosial
3. Program Studi Bahasa

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
1. Bidang Teknik Bangunan Gedung
a. Program Keahlian Kostruksi Kayu
b. Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
c. dll.

2. Bidang Keahlian Teknik Listrik
a. Program Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik
b. Program Keahlian Teknik Listrik Industri
c. Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik
d. dll.

3. Bidang Keahlian Teknik Elektronika
a. Program Keahlian Teknik Audio Video
b. Program Keahlian Teknik Elektronika Industri
c. dll.

4. Bidang Keahlian Teknik Mesin
a. Program Keahlian Teknik Las
b. Program Keahlian Teknik Permesinan
c. Program Keahlian Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri
d. Program Keahlian Teknik Mekanik Industri
e. Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
f. dll.

5. Bidang Keahlian Grafika
a. Program Keahlian Farmasi Industri
b. dll.

6. Bidang Keahlian Kimia
a. Program Keahlian Analis Kimia
b. Program Keahlian Kimia Industri
c. dll.

7. Bidang Keahlian Kefarmasian
a. Program Keahlian Farmasi
b. Program Keahlian Farmasi Industri
c. dll.

8. Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi
a. Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak
b. Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
c. Program Keahlian Multimedia
d. dll.

9. Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
a. Program Keahlian Administrasi Perkantoran
b. Program Keahlian Akuntansi
c. Program Keahlian Penjualan
d. Program Keahlian Sekretaris
e. Program Keahlian Perbankan
f. dll.

10. Bidang Keahlian Pariwisata
a. Program Keahlian Usaha Jasa Pariwisata
b. Program Keahlian Akomodasi Perhotelan
c. Program Keahlian Tata Boga
d. Program Keahlian Restoran
e. Program Keahlian Patiseri
f. Program Keahlian Tata Kecantikan Kulit
g. Program Keahlian Kecantikan Rambut
h. Program Keahlian Tata Busana
i. dll.

Dari berbagai bidang keahliandan program studi tersebut di atas diharapkan siswa dapat memilih secara tepat sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki.



Sumber: Materi Presentasi Konsultan Pendidikan
Biro Konsultasi Psikologi

Friday, August 15, 2008

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Seorang guru sekolah menengah di Los Angeles menerapkan cara yang unik untuk merangsang siswa-siswinya untuk berpikir secara kritis. Dari waktu ke waktu, ia menulis pesan-pesan singkat di papan tulis yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan pelajaran-pelajaran yang sedang diajarkannya. Pada suatu pagi para siswa melihat angka 25.550 di papan tulis. Seorang siswa mengangkat tangan dan bertanya mengapa gurunya menuliskan angka tersebut. Lalu sang guru menjelaskan bahwa 25.550 merupakan jumlah hari dalam kehidupan seseorang yang hidup hingga 70 tahun. Guru itu berusaha menerangkan tentang singkatnya kehidupan dan betapa bernilainya hari-hari yang telah kita lalui. Melalui artikel yang diberikan oleh si guru ini ia berusaha berperan sebagai seorang motivator bagi para muridnya dalam hal menghargai waktu.


Selain hal di atas yang juga seringkali terdengar adalah keluhan atau percakapan para ibu yang memiliki putra/putri saat itu mungkin sedang duduk di SD, yang lebih mendengarkan petunjuk gurunya daripada petunjuk orang tua mereka pada saat sedang belajar ataupun pada saat mengerjakan pekerjaan rumah mereka, walaupun mungkin orang tua mereka memiliki kemampuan lebih daripada sang guru itu sendiri. Melalui cerita di atas dapat kita lihat betapa besarnya pengaruh seorang guru dalam memberikan motivasi kepada murid-muridnya.


Keberadaan seorang anak dalam suatu sekolah menuntutnya untuk memiliki suatu motivasi untuk tetap bertahan sebagai seorang siswa-siswi. Motivasi ini tidaklah akan dapat dimiliki seorang anak dengan sendirinya. Membutuhkan banyak aspek untuk membuat seorang anak memiliki motivasi untuk bersekolah ataupun belajar khususnya dalam proses belajar yang terjadi di sekolah.



GURU SEBAGAI MOTIVATOR
Keberadaan seorang guru dalam suatu sekolah tidaklah dapat disangkali lagi, karena tanpa guru sekolah tidak akan dapat berjalan. Namun peran guru tidaklah hanya berhenti sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu saja, karena tanpa adanya peran sebagai motivator maka sia-sialah peran guru sebagai sosok yang melakukan transfer ilmu.

Seorang motivator adalah seseorang yang mampu membangkitkan motif atau keinginan
seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Berdasarkan kedudukannya sebagai seorang guru tentu memiliki sasaran yang pasti yaitu murid-murid yang dihadapinya sehari-hari. Bangkitnya motivasi mereka untuk meraih suatu prestasi merupakan bagian dari keberhasilannya sebagai seorang motivator dan merupakan suatu kebanggaan melihat murid yang dibimbingnya memiliki suatu prestasi yang
optimal. Tampilnya seorang guru sebagai motivator bagi siswa-siswi yang dihadapinya
sehari-hari bukanlah hal yang mudah. Untuk menjadi seorang motivator bagi siswa-siswinya, seorang guru juga harus dapat memberi motivasi bagi dirinya sendiri yang otomatis menjadi motivator bagi dirinya sendiri.

Sudahkah Anda menjadi motivator bagi diri Anda sendiri? Tanpa hal ini rasanya akan sulit bagi seorang guru untuk menjadi motivator bagi siswa-siswinya.
Saat ini yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara yang terbaik yang harus dilakukan oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan fungsinya sebagai seorang motivator . Berbagai teori telah dikemukakan namun seringkali gagal. Siswa tetap tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi, yang nampak melalui nilai-nilai akademik, banyaknya siswa-siswi yang membolos sekolah hingga menimbulkan banyak masalah. Contohnya: tawuran di antara siswa. Hal ini membuat para guru menjadi serba salah dalam bertindak, karena merasa telah melaksanakan berbagai cara ataupun teori namun hasil yang dicapai tidak kunjung terlihat. Sehingga seringkali timbul kesan bahwa guru-guru di Indonesia adalah guru yang memiliki kemampuan minim. Padahal bila dibuktikan akan terlihat bahwa banyak guru di Indonesia adalah guru-guru yang memiliki kompeten tinggi dalam dunia pendidikan. Namun tidak pula dapat kita sangkali bahwa banyak guru di Indonesia yang hanya melakukan transfer ilmu tanpa mau sedikitpun menjadi motivator bagi muridmuridnya, bahkan tampak adanya kesan bangga bila muridnya mendapat nilai buruk dalam mata pelajaran yang diajarnya, hal ini dianggapnya menunjukkan bahwa semua murid itu bodoh dan hanya gurulah yang pandai.

EMPAT LANGKAH SEORANG MOTIVATOR EFEKTIF
Sebenarnya menjadi seorang motivator bagi siswa-siswi di sekolah bukanlah hal yang sulit. Namun hal ini juga bukan berarti hal yang mudah untuk dilakukan.
Oleh karena itulah penulis mencoba merangkum beberapa pemikiran ke dalam .Empat Langkah.. ini

1. Lakukanlah yang terbaik!
Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3 : 23). Kuncinya adalah belajarlah mencintai apa yang anda lakukan maka Anda akan merasakan hasilnya.

2. Jadilah teladan bagi lingkungan
Teladan yang baik merupakan bukti bahwa seseorang mampu menjadi motivator bagi dirinya. Karena itu merupakan syarat utama sebagai seorang motivator. Contohnya: seorang guru perokok tidak mungkin menjadi seorang motivator bagi siswa-siswinya
agar tidak merokok

3. Jadikanlah siswa-siswi sebagai subyek
Dengan menjadikan seorang siswa-siswi sebagai subjek pendidikan, maka kita memberikan kesempatan pada mereka untuk menjadi manusia yang kritis dalam berpikir serta menyampaikan pendapatnya secara demokratis tanpa meninggalkan norma-norma yang ada. Menjadikan siswa sebagai subyek dapat kita lakukan dengan cara menjadi pelindung, orang tua atau bahkan seorang sahabat yang memiliki rasa empati bagi mereka (khususnya untuk anak-anak remaja) di saat mereka membutuhkan tempat untuk mencurahkan isi hati mereka

4. Memiliki wawasan yang luas
Seorang motivator tidak akan menjadi motivator yang baik bila tidak memiliki wawasan yang luas mengenai berbagai bidang.

DAMPAK
Dampak yang timbul bila guru menjalankan perannya sebagai motivator antara lain adalah:

a. Timbulnya keinginan pada siswa untuk lebih menekuni materi yang dihadapinya. Hal ini akan sangat         berpengaruh dengan prestasi akademik siswa.



b. Adanya keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk pergi ke sekolah, contohnya: siswa tidak perlu lagi dipaksa untuk pergi ke sekolah. Mereka menikmati acara belajar mereka yang berlangsung di sekolah sehingga tidak ada lagi dalam pikiran mereka untuk membolos.
c. Rasa memiliki sekolah; akan timbul bila siswa merasa bahwa sekolahnya adalah suatu tempat yang menyenangkan. Hal ini juga mempengaruhi nama baik sekolah.

Sumber : Renungan Harian bulan 5 Januari 2001

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Seorang guru sekolah menengah di Los Angeles menerapkan cara yang unik untuk merangsang siswa-siswinya untuk berpikir secara kritis. Dari waktu ke waktu, ia menulis pesan-pesan singkat di papan tulis yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan pelajaran-pelajaran yang sedang diajarkannya. Pada suatu pagi para siswa melihat angka 25.550 di papan tulis. Seorang siswa mengangkat tangan dan bertanya mengapa gurunya menuliskan angka tersebut. Lalu sang guru menjelaskan bahwa 25.550 merupakan jumlah hari dalam kehidupan seseorang yang hidup hingga 70 tahun. Guru itu berusaha menerangkan tentang singkatnya kehidupan dan betapa bernilainya hari-hari yang telah kita lalui. Melalui artikel yang diberikan oleh si guru ini ia berusaha berperan sebagai seorang motivator bagi para muridnya dalam hal menghargai waktu.


Selain hal di atas yang juga seringkali terdengar adalah keluhan atau percakapan para ibu yang memiliki putra/putri saat itu mungkin sedang duduk di SD, yang lebih mendengarkan petunjuk gurunya daripada petunjuk orang tua mereka pada saat sedang belajar ataupun pada saat mengerjakan pekerjaan rumah mereka, walaupun mungkin orang tua mereka memiliki kemampuan lebih daripada sang guru itu sendiri. Melalui cerita di atas dapat kita lihat betapa besarnya pengaruh seorang guru dalam memberikan motivasi kepada murid-muridnya.


Keberadaan seorang anak dalam suatu sekolah menuntutnya untuk memiliki suatu motivasi untuk tetap bertahan sebagai seorang siswa-siswi. Motivasi ini tidaklah akan dapat dimiliki seorang anak dengan sendirinya. Membutuhkan banyak aspek untuk membuat seorang anak memiliki motivasi untuk bersekolah ataupun belajar khususnya dalam proses belajar yang terjadi di sekolah.



GURU SEBAGAI MOTIVATOR
Keberadaan seorang guru dalam suatu sekolah tidaklah dapat disangkali lagi, karena tanpa guru sekolah tidak akan dapat berjalan. Namun peran guru tidaklah hanya berhenti sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu saja, karena tanpa adanya peran sebagai motivator maka sia-sialah peran guru sebagai sosok yang melakukan transfer ilmu.

Seorang motivator adalah seseorang yang mampu membangkitkan motif atau keinginan
seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Berdasarkan kedudukannya sebagai seorang guru tentu memiliki sasaran yang pasti yaitu murid-murid yang dihadapinya sehari-hari. Bangkitnya motivasi mereka untuk meraih suatu prestasi merupakan bagian dari keberhasilannya sebagai seorang motivator dan merupakan suatu kebanggaan melihat murid yang dibimbingnya memiliki suatu prestasi yang
optimal. Tampilnya seorang guru sebagai motivator bagi siswa-siswi yang dihadapinya
sehari-hari bukanlah hal yang mudah. Untuk menjadi seorang motivator bagi siswa-siswinya, seorang guru juga harus dapat memberi motivasi bagi dirinya sendiri yang otomatis menjadi motivator bagi dirinya sendiri.

Sudahkah Anda menjadi motivator bagi diri Anda sendiri? Tanpa hal ini rasanya akan sulit bagi seorang guru untuk menjadi motivator bagi siswa-siswinya.
Saat ini yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara yang terbaik yang harus dilakukan oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan fungsinya sebagai seorang motivator . Berbagai teori telah dikemukakan namun seringkali gagal. Siswa tetap tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi, yang nampak melalui nilai-nilai akademik, banyaknya siswa-siswi yang membolos sekolah hingga menimbulkan banyak masalah. Contohnya: tawuran di antara siswa. Hal ini membuat para guru menjadi serba salah dalam bertindak, karena merasa telah melaksanakan berbagai cara ataupun teori namun hasil yang dicapai tidak kunjung terlihat. Sehingga seringkali timbul kesan bahwa guru-guru di Indonesia adalah guru yang memiliki kemampuan minim. Padahal bila dibuktikan akan terlihat bahwa banyak guru di Indonesia adalah guru-guru yang memiliki kompeten tinggi dalam dunia pendidikan. Namun tidak pula dapat kita sangkali bahwa banyak guru di Indonesia yang hanya melakukan transfer ilmu tanpa mau sedikitpun menjadi motivator bagi muridmuridnya, bahkan tampak adanya kesan bangga bila muridnya mendapat nilai buruk dalam mata pelajaran yang diajarnya, hal ini dianggapnya menunjukkan bahwa semua murid itu bodoh dan hanya gurulah yang pandai.

EMPAT LANGKAH SEORANG MOTIVATOR EFEKTIF
Sebenarnya menjadi seorang motivator bagi siswa-siswi di sekolah bukanlah hal yang sulit. Namun hal ini juga bukan berarti hal yang mudah untuk dilakukan.
Oleh karena itulah penulis mencoba merangkum beberapa pemikiran ke dalam .Empat Langkah.. ini

1. Lakukanlah yang terbaik!
Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3 : 23). Kuncinya adalah belajarlah mencintai apa yang anda lakukan maka Anda akan merasakan hasilnya.

2. Jadilah teladan bagi lingkungan
Teladan yang baik merupakan bukti bahwa seseorang mampu menjadi motivator bagi dirinya. Karena itu merupakan syarat utama sebagai seorang motivator. Contohnya: seorang guru perokok tidak mungkin menjadi seorang motivator bagi siswa-siswinya
agar tidak merokok

3. Jadikanlah siswa-siswi sebagai subyek
Dengan menjadikan seorang siswa-siswi sebagai subjek pendidikan, maka kita memberikan kesempatan pada mereka untuk menjadi manusia yang kritis dalam berpikir serta menyampaikan pendapatnya secara demokratis tanpa meninggalkan norma-norma yang ada. Menjadikan siswa sebagai subyek dapat kita lakukan dengan cara menjadi pelindung, orang tua atau bahkan seorang sahabat yang memiliki rasa empati bagi mereka (khususnya untuk anak-anak remaja) di saat mereka membutuhkan tempat untuk mencurahkan isi hati mereka

4. Memiliki wawasan yang luas
Seorang motivator tidak akan menjadi motivator yang baik bila tidak memiliki wawasan yang luas mengenai berbagai bidang.

DAMPAK
Dampak yang timbul bila guru menjalankan perannya sebagai motivator antara lain adalah:

a. Timbulnya keinginan pada siswa untuk lebih menekuni materi yang dihadapinya. Hal ini akan sangat         berpengaruh dengan prestasi akademik siswa.



b. Adanya keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk pergi ke sekolah, contohnya: siswa tidak perlu lagi dipaksa untuk pergi ke sekolah. Mereka menikmati acara belajar mereka yang berlangsung di sekolah sehingga tidak ada lagi dalam pikiran mereka untuk membolos.
c. Rasa memiliki sekolah; akan timbul bila siswa merasa bahwa sekolahnya adalah suatu tempat yang menyenangkan. Hal ini juga mempengaruhi nama baik sekolah.

Sumber : Renungan Harian bulan 5 Januari 2001

PANDUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF (Pelayanan Profesional Kurikulum - Depdiknas)

Suatu realita sehari-hari, di dalam suatu ruang kelas ketika sesi Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar. Selama KBM guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu mempelajari (baca: menghafal) fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual. Kalau masalah ini dibiarkan dan berlanjut terus, lulusan sebagai generasi penerus bangsa akan sulit bersaing dengan lulusan dari negara-negara lain. Lulusan yang diperlukan tidak sekedar yang mampu mengingat dan memahami informasi tetapi juga yang mampu menerapkannya secara kontekstual melalui beragam kompetensi. Di era pembangunan yang berbasis ekonomi dan globalisasi sekarang ini diperlukan pengetahuan dan keanekaragaman keterampilan agar siswa mampu memberdayakan dirinya untuk menemukan, menafsirkan, menilai dan menggunakan informasi, serta melahirkan gagasan kreatif untuk menentukan sikap dalam pengambilan keputusan. Buku Model Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ini menyajikan prinsip-prinsip
kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi peserta didik secara optimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik, keadaan sekolah dan tuntutan kehidupan di masa depan. Informasi yang disajikan diharapkan membantu guru untuk mengembangkan gagasan tentang penyediaan strategi mengajar yang mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik.

....................................................................................................................................................................

Panduan ini dapat membawa para guru untuk memahami kembali makna BELAJAR MENGAJAR di kelas.

Ada minat untuk membaca? Silahkan unduh selengkapnya di sini!

PANDUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF (Pelayanan Profesional Kurikulum - Depdiknas)

Suatu realita sehari-hari, di dalam suatu ruang kelas ketika sesi Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar. Selama KBM guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu mempelajari (baca: menghafal) fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual. Kalau masalah ini dibiarkan dan berlanjut terus, lulusan sebagai generasi penerus bangsa akan sulit bersaing dengan lulusan dari negara-negara lain. Lulusan yang diperlukan tidak sekedar yang mampu mengingat dan memahami informasi tetapi juga yang mampu menerapkannya secara kontekstual melalui beragam kompetensi. Di era pembangunan yang berbasis ekonomi dan globalisasi sekarang ini diperlukan pengetahuan dan keanekaragaman keterampilan agar siswa mampu memberdayakan dirinya untuk menemukan, menafsirkan, menilai dan menggunakan informasi, serta melahirkan gagasan kreatif untuk menentukan sikap dalam pengambilan keputusan. Buku Model Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ini menyajikan prinsip-prinsip
kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi peserta didik secara optimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik, keadaan sekolah dan tuntutan kehidupan di masa depan. Informasi yang disajikan diharapkan membantu guru untuk mengembangkan gagasan tentang penyediaan strategi mengajar yang mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik.

....................................................................................................................................................................

Panduan ini dapat membawa para guru untuk memahami kembali makna BELAJAR MENGAJAR di kelas.

Ada minat untuk membaca? Silahkan unduh selengkapnya di sini!

Thursday, August 14, 2008

Wednesday, August 13, 2008

Membuat Teka-teki Silang (Media Pembelajaran)

Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar kadang-kadang agak sulit. Belum lagi media yang tersedia di sekolah terbatas. Padahal setiap siswa dalam belajarnya selalu menghendaki yang baru baik dalam cara belajar maupun alat yang digunakannya. Untuk mengurangi hal tersebut guru dituntut untuk selalu kreatif mengembangkan kemampuan dan keterampilannya. Salah satu media yang bisa mengasah, menganalisis, menemukan, sekaligus bisa juga sebagai ajang refreshing siswa dalam belajar adalah dengan membuat TTS (teka teki silang). Membuat teka teki silang memang agak susah. Tapi segala kesusahan itu akan segera terbuang jika kita memakai PROGRAM PEMBUAT TTS (Eclipse Crossword) ini. Kita tinggal memasukkan kata sebagai kunci jawabannya diikuti dengan memasukkan pertanyaannya. Jadilah TTS yang keren.... Materi/Topik bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita.

Selamat mencoba dan terus berkarya untuk anak didik kita!

Membuat Teka-teki Silang (Media Pembelajaran)

Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar kadang-kadang agak sulit. Belum lagi media yang tersedia di sekolah terbatas. Padahal setiap siswa dalam belajarnya selalu menghendaki yang baru baik dalam cara belajar maupun alat yang digunakannya. Untuk mengurangi hal tersebut guru dituntut untuk selalu kreatif mengembangkan kemampuan dan keterampilannya. Salah satu media yang bisa mengasah, menganalisis, menemukan, sekaligus bisa juga sebagai ajang refreshing siswa dalam belajar adalah dengan membuat TTS (teka teki silang). Membuat teka teki silang memang agak susah. Tapi segala kesusahan itu akan segera terbuang jika kita memakai PROGRAM PEMBUAT TTS (Eclipse Crossword) ini. Kita tinggal memasukkan kata sebagai kunci jawabannya diikuti dengan memasukkan pertanyaannya. Jadilah TTS yang keren.... Materi/Topik bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita.

Selamat mencoba dan terus berkarya untuk anak didik kita!